Sabtu, 08 November 2014

Apresiasi Budaya dan Sejarah BATIK di Indonesia : BATIK Pencerahan Timur Raya 2014

Batik Tradisional di Indonesia

Seni batik maupun cara pembuatannya sudah dikenal di Indonesia sejak dulu. Namun demikian mengenai asal mula batik masih banyak diperdebatkan. Ada beberapa pihak yang menyetujui bahwa batik Indonesia merupakan bentuk kesenian yang berdiri sendiri dan tidak ada hubungannya dengan batik dinegara lain. Tetapi ada juga beberapa pihak yang mengemukakan bahwa batik diperkenalkan kepada nenek moyang kita oleh kaum pendatang. Pendukung pendapat ini mengemukakan bahwa batik sebenarnya berasal dari Persia dan Mesir, oleh sebab itu cara pembuatan dan penghiasan batik tidak hanya dikenal di Indonesia tetapi juga ada di Thailand, India, Jepang, Sri Lanka dan Batik Malaysia. Terlepas dari kedua pendapat tersebut, sesungguhnya batik memilki latar belakang yang kuat dengan bangsa Indonesia.

Batik Belanda

Batik di Indonesia terus mengalami perubahan seiring dengan pengaruh dan perkembangan jaman. Perkembangan batik diawali pada jaman Belanda yang disebut dengan batik Van Zuylen sebagai orang pertama yang memperkenalkan seni batik kepada seluruh masyarakat di negeri Belanda, yang kemudian disebut sebagai "Batik Belanda”. Batik ini tumbuh dan berkembang antara tahun 1840-1940. Hampir semua Batik Belanda berbentuk sarung yang pada mulanya hanya dibuat masyarakat Belanda dan Indo-Belanda di daerah pesisir (Pekalongan). Batik Belanda sangat terkenal dengan kehalusan, ketelitian dan keserasian pembatikannya. Selain itu ragam hiasnya sebagian besar menampilkan paduan aneka bunga yang dirangkai menjadi buket atau pohon bunga dengan ragam hiasburung atau dongeng-dongeng Eropa sebagai tema pola. Paduan sejenis juga dibuat dengan ragam hias China atau Jawa dengan warna yang selalu lebih cerah sesuai dengan selera masyarakat Eropa pada masa itu.


Batik China
Selanjutnya pengaruh budaya China juga terdapat pada batik di pesisir utara Jawa Tengah hingga saat ini yang dikenal dengan nama Lok Can. Orang-orang China mulai membuat batik pada awal abad ke 19. Jenis batik ini dibuat oleh orang-orang China atau peranakan yang menampilkan pola-pola dengan ragam hias satwa mitos China (naga dan burung phoenix), ragam hias yang berasal dari keramik China kuno, dan ragam hias yang berbetuk mega dengan warna merah atau merah dan biru. Batik China juga mengandungragam hias buketan, terutama batik China yang dipengaruhi pola Batik Belanda. Pola-pola batik China dimensional, suatu efek yang diperoleh karena penggunaan perbedaan ketebalan dari satu warna dengan warna lain dan isian pola yang sangat rumit. Hal ini ditunjang oleh penggunaan zat warna sintetis jauh sebelum orang-orang Indo-Belanda menggunakannya.

Batik Jepang

Pada jaman Jepang dikenal Batik Jawa Baru atau Jawa Hokokai. Batik ini diproduksi oleh perusahaan-perusahaan batik di Pekalongan sekitar tahun 1942-1945 dengan pola dan warna yang sangat dipengaruhi oleh budaya Jepang, walaupun pada latarnya masih menampakkan pola keraton. Batik Jawa Hokokai selalu hadir dalam bentuk “pagi-sore” yaitu batik dengan penataan dua pola yang berlainan pada sehelai kain batik. Batik ini terkenal rumit karena selalu menampilkan isian pola dan isian latar kecil dalam tata warna yang banyak. selain itu ragam warnanya lebih kuat seperti penggunaan warna kuning, lembayung, merah muda dan merah yang merupakan warna yang secara jelas menggambarkan nuansa dan citra Jepang. 

Batik Keraton Batik Pesisir

Perkembangan batik Indonesia sendiri lahir sekitar tahun 1950 yang secara teknis merupakan paduan antarabatik keraton dan batik pesisir. Pada perkembangannya batik di Indonesia juga memasukkan ragam hias berbagai suku di Indonesia. Ketekunan serta keterampilan seni dari para pengrajin batik membuat batik Indonesia tampil lebih serasi dan indah. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur budaya pendukungnya yang sangat kuat sehingga terwujud perpaduan ideal antara pola batik keraton yang anggun atau pola ragam hias busana adat berbagai daerah di Indonesia dengan teknologi batik pesisiran yang dikemas dalam simfoni warna yang tidak terbatas pada latarnya.


*) Dan Semoga Menjadi Buku dan Kitab Referensi Sesungguhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar