Sabtu, 08 November 2014

BATIK CAP : Memindai Teknologi Seni Melukis Dengan Kerajinan Teknologi Membuat Cap

oleh Guntur Bisowarno S.Si., Apt
Apoteker Batik-e Nusantara
yg tinggal di Purwosari Pasuruan
hp 085235807140
 
 

Batik Cap adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang menggunakan canting cap. Canting cap yang dimaksud di sini mirip seperti stempel, hanya bahannya terbuat dari tembaga dan dimensinya lebih besar, rata-rata berukuran 20cm X 20cm.

Mengapa Menggunakan Canting Cap :

Dalam Perkembangan dan Kemajuannya Peruntukkan dan Kesadaran Masyarakat akan BATIK dan Apa Sesungguhnya BATIK, selain nilai Seni Budaya, Teknik Keahlian (Mastery-nya) dan Nilai Bisnis di dalamnya, beserta Potensi Soft Power Di Dalam Proses Mem Batik, maka secara wajar terjadi peningkatan permintaan dan kebutuhan untuk motif batik dalam jumlah yang besar, banyak dan dalam bentuk yang sama. Secara umum Batik Cap dibuat untuk seragam, kain panjang dan sarung. Batik Cap ini juga dipakai untuk produk rumah tangga seperti sprei dan taplak meja. Batik Cap biasanya memakai variasi warna yang beragam sehingga terlihat banyak variasi.

Tujuan Pembuatan Batik Cap Dengan Canting Cap adalah :

Untuk  memperoleh kesaman bentuk dan kualitas motif pada kain dan proses produksi lebih cepat dan membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan batik tulis yang menggunakan canting tulis.

Sejarah Batik Cap
Pada tahun 1905, didirikan Uni Perdagangan Islam (Serikat Dagang Islam = SDI) yang dibentuk oleh KH. Samanhudi, adalah salah satu tokoh pedagang batik di Laweyan berjuang untuk menyatukan semua pedagang batik pribumi muslim terutama di daerah Laweyan againts penjajahan Belanda yang memiliki pengaruh kuat di Surakarta Kerajaan Kerajaan.
Sebenarnya Kampung Batik Laweyan sudah terkenal sejak awal kemerdekaan republik ini. Bahkan jauh sebelum itu kampung Laweyan sudah mengukir sejarah dengan munculnya Serikat Dagang Islam ( SDI ) yang dibentuk oleh KH Samanhudi, salah satu saudagar batik terkemuka. Lewat SDI inilah nafas Islam menjadi bagian yang penting dalam perdagangan di Indonesia. Di wilayah ini pula berdiri bangunan Mesjid Laweyan yang konon dibangun pada tahun 1546 Masehi.
Para saudagar batik tadi membuat batik dengan menggunakan cap atau canting sebagai peralatan kerja. Dalam proses pembuatannya menggunakan lilin yang ditorehkan di kain putih. Lilin atau malam digoreskan menggunakan cap tembaga atau canting.
Karena dibuat dengan cap maka dinamakan batik cap sedangkan yang menggunakan canting disebut batik carik atau batik tulis. Malam atau lilin ini melekat dikain putih lalu dalam proses pengerjaannya disertakan warna untuk memperindah corak motif batik.
Perkembangan Batik Cap di Indonesia
Batik di Indonesia memang selalu mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Pada awalnya hanya terdapat batik tulis yang dikerjakan oleh para pengrajin wanita menggunakan canting. Sekitar pertengahan abad ke-19, “canting cap” (biasanya disebut hanya “cap” saja) mulai dikembangkan.
Canting cap merupakan sebuah alat berbentuk semacam stempel besar yang telah digambar pola batik. Pada umumnya pola pada canting cap ini dibentuk dari bahan dasar tembaga, tetapi ada pula yang dikombinasikan dengan besi. Dari jenis produksi batik cap ini, pembatik bisa menghemat tenaga, dan tak perlu menggambar pola atau desain di atas kain.
Batik cap juga mengalami pekembangan, dengan dikenalnya cap kayu. Cap yang terbuat dari kayu ini lebih ekonomis dan lebih mudah pembuatannnya. Pola pada kayu diukir dan dibentuk seperti stempel sama halnya dengan cap tembaga. Batik menggunakan cap kayu ini dapat dibedakan dari cap tembaga karena kayu tidak menghantarkan panas sebaik tembaga sehingga malam (lilin) yang menempel pada kayu
Sehingga lebih tipis, dan hasil pengecapannya yang terbentukpun memiliki kekhasan tersendiri, biasanya terdapat sedikit warna yang meresap pada batik karena lilin yang menempel terlalu tipis, sehingga terlihat gradasi warna pada pola antara pinggir motif dan tengahnya.
Ciri-Ciri Batik Cap
  1. Batik cap dikerjakan dengan menggunakan cap yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan motif yang diinginkan.
  2. Bentuk motif atau gambar pada batik cap memiliki pengulangan yang jelas. Gambar terlihat berulang dengan motif yang sama dengan ukuran garis motif yang lebih besar bila dibandingkan dengan batik tulis.
  3. Dan ini yang paling jelas untuk menentukan apakah batik yang anda beli itu adalah batik tulis atau batik cap. Batik cap mempunyai gambar yang tidak tembus pada kedua sisi kain. Jadi artinya hanya salah satu sisi saja yang bergambar.
  4. Tidak memiliki motif atau gambar yang detil.


Alat dan Bahan Membuat Batik Cap
a. Kasur (Bantalan)
Bantalan Kasur ini terbuat dari kapas yang dibungkus dengan kain, berfungsi sebagai lapisan bantalan kain mori yang akan dicap.
b. Taplak
Taplak ini terbuat dari kain katun yang berfungsi untuk lapisan kasur
c. Kompor
Tebuat dari besi dengan menggunakan sumbu, berfungsi untuk perapian saat melelehkan lilin malam
d. Meja
Meja ini terbuat dari kayu yang berfungsi untuk meletakkan kasur bantalan.
Londo
Berupa jambangan kecil yang berisi air dan abu yang berfungsi untuk dipergunakan membasahi kasur agar tetap basah saat akan dipergunakan untuk meletakkan mori saat akan dicap.
Anglo Besar
Anglo ini terbuat dari gerabah yang berfungi untuk tungku yang didalamnya diletakkan kompor untuk perapian. Penggunaan Anglo ini untuk melindungi api dari angin sehingga api dapat menyala lebih tenang
Loyang
Loyang terbuat dari besi dan berbentuk seperti wajan dengan dasar datar     dan berdiameter 40 cm, loyang ini berfungsi untuk tempat lilin malam saat dipanaskan.
Serak Kasar dan Serak Halus
Serak kasar dan serak halus ini terbuat dari kain katun dengan bentuk seperti kain kasa berfungsi sebagai lapisan diatas angsang untuk meletakkan cap saat pengambilan lilin malam yang sudah meleleh.
Angsang
Angsang ini terbuat dari tembaga dengan permukaan berupa anyaman strimin yang diletakkan pada loyang. Angsang ini berfungsi untuk lapisan dasar pada permukaan loyang.
Alat Cap
Alat cap ini terbuat dari tembaga dengan kombinasi besi dengan pemukaan untuk berupa motif batik. Cap ini berfungsi untuk meletakkan lilin malam dengan motif batik pada permukaan kain mori.
Harga Batik Cap
Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak



Proses Pembuatan : 


Pada dasarnya alat dan bahan membatik cap dengan membatik tulis hampir sama. Perbedaannya hanya pada alat cantingnya dan wajan. Kalau dalam batik cap digunakan canting yang cara kerjanya mirip dengan stempel. Wajan yang di gunakan pada batik cap mempunyai bentuk pipih dan datar, tidak seperti wajan pada batik tulis yang mempunyai bentuk cekung dan bundar. 

Kompor

Kompor termasuk alat utama dalam proses membatik dengan canting cap maupun tulis. Kompor berfungsi untuk mencairkan atau melelehkan lilih  ( malam ). Selanjutnya pada wajan yang digunakan untuk membatik cap diletakkan kain goni di atas permukaannya, tujuannya agar cairan lilin malam dapat menempel secara merata pada permukaan penampang canting cap.

Meja Cap

Meja Cap yang digunakan dalam membuat batik cap terbuat dari kayu, yang pada bagian permukaan meja di lapisi dengan busa (spoon) yang sudah di lapisi dengan plastik perlak untuk mengoptimalkan hasil cap-capan dan sekaligus menghindari agar malam tidak lengket pada meja cap maka plastik perlak di atas busa (spoon) di meja cap di upayakan harus terjaga dalam keadaan basah, selama proses pengerjaannya batik capnya.


Proses Pembuatannya :
 
  • Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk
  • Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam kondiri 60° s/d 70° Celcius
  • Canting Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih 2 cm bagian bawah canting cap yang tercelup cairan malam)
  • Canting Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi
  • Cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan kain mori
  • Setelah proses pengecapan pada kain selesai dengan berbagai kombinasi canting cap yang digunakan, selanjutnya kain mori akan dilakukan proses pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang berisi warna yang sudah dipilih.
  • Kain mori yang permukaannya telah diresapi oleh cairan malam, tidak akan terkena dalam proses pewarnaan ini.
  • Setelah proses pewarnaan, proses berikutnya adalah penghilangan berkas motif cairan malam melalui proses merebus kain.
  • Sehingga akan nampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi tertutup malam, dan warna setelah proses pewarnaan tadi.
  • Jika akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, maka harus dimulai lagi dari proses pengecapan kain sampai proses perebusan kain.
  • Hal yang menarik dari batik cap adalah pada proses perkawinan warna, karena permukaan kain mori yang telah diwarna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses pewarnaan berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan & perkawinan warna.
  • Oleh karena proses pewarnaan yang berulang-ulang dan menyeluruh pada setiap pori-pori kain mori, maka warna pada batik cap cenderung lebih awet dan tahan lama dibandingkan dengan batik yang lain.
  • Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan pencerahan warna dengan soda. Selanjutnya dikeringkan dan disetrika.

Ciri - Ciri :

  • Warna batik kedua belah sisi kain adalah sama
  • Warna batik lebih mengkilap
  • Motif tidak terlalu detail
  • Biasanya warna dasar adalah warna tua / gelap

Bagian Bagian Canting Cap :
  • Siliwer / Andang
  • Ancak Ancak
  • Klowongan
  • Gagang
Macam - Macam Canting Cap :
  • Canting Cap Rakitan
  • Canting Cap Ceplokan
  • Canting Cap Buk
  • Canting Cap Pasung
Peralatan Membuat Canting Cap :
  • Cupit
  • Kikir
  • Gunting Pelat
  • Tang 
  • Mindahan besi
  • Gayung gondo
  • Kramik
  • Palu
  • Kipas
  • Jangka
  • Baskom 
Bahan Material Canting Cap
  • Pelat Tembaga
  • Pelat Seng
  • Seng 
  • Gondo
  • Serbuk Patri
  • Pareng 

2 komentar:

  1. mohon di infokan nomor kontak personnya bu dwi sulistiyani

    BalasHapus
    Balasan
    1. untuk info lengkapnya bisa dilihat di halaman web kami.. https://fitinline.com/contactus/

      Hapus